C. PENGERTIAN DOA
Menurut
bahasa do'a berasal dari kata "da'a" artinya memanggil. Sedangkan
menurut istilah syara' do'a berarti "Memohon sesuatu yang bermanfaat dan
memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang memudharatkan.1
Adapun
lafadz do'a yang ada dalam al Qur'an bisa bermakna sebagai berikut:
1. Ibadah,
seperti firman Allah: Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi
manfaat dan tidak memberi madharat kepadamu selain Allah, sebab jika kamu
berbuat demikian make, kamu termasuk orang-orang yang zhalim. (Yunus: 106).
2. Perkataan
atau Keluhan. Seperti pada firman Allah: Maka tetaplah demikian keluhan mereka,
sehingga kami jadikan mereka sebagai tanaman yang telah dituai, yang tidak
dapat hidup lagi. (al Anbiya: 15).
3. Panggilan
atau seruan. Allah berfirman: Maka kamu tidak akan sanggup menjadikan
orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli
dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling ke belakang. (ar- Rum: 52)
4. Meminta
pertolongan. Allah berfirman: Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang at
Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) buatlah satu surat yang
semisal at Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu
orang-orang yang benar. (al Baqarah: 23).
5.
Permohonan. Seperti firman Allah: Dan orang-orang yang berada dalam neraka
berkata kepada penjagapenjaga jahannam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya
Dia meringankan azab dari kami barang sehari." (al Mukmin: 49).
Macam-Macam
Do’a
Syeikh
Abdurrahman bin Sa'diy berkata: "Setiap perintah di dalam al Qur'an dan
larangan berdo'a kepada selain Allah, meliputi do'a masalah (permintaan) dan
do'a ibadah." 2
Adapun
perbedaan antara kedua macam do'a tersebut adalah:
Do'a masalah
(permintaan) adalah: Meminta untuk diberikan manfaat dan dicegah dari
kemudharatan, atau sesuatu yang sifatnya permintaan. Dan ini dibagi menjadi
tiga:
a)
Permintaan yang ditujukan kepada Allah semata dan ini (termasuk tauhid dan
berpahala. -red. vbaitullah)
b)
Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah, padahal dia tidak mampu memenuhi
dan memberikan permintaannya. Seperti meminta kepada kuburan, pohon-pohon besar
atau tempat-tempat keramat. Dan ini termasuk syirik dan dosa besar.
c)
Permintaan yang ditujukan kepada selain Allah pada hal-hal yang bisa dipenuhi
dan bisa dilakukan, seperti meminta prang lain, yang masih hidup untuk
memindahkan atau membawakan barangnya dan ini hukumnya boleh.
Do'a Ibadah
maksudnya Semua bentuk ibadah atau ketaatan yang diberikan kepada Allah balk
lahiriah maupun batiniah, karena pada hakikatnya semua bentuk ibadah misalnya
shalat, puasa, Haji dan sebagainya, tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan
ridha Allah dan dijauhkan dari azab-Nya.
D. Kepercayaan
Kepercayaan
berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran.
Kepercayaan adalah hal – hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan
akan kebenaran. Ada beberapa kalimat yang dapat kita perhatikan :
Ia tidak
percaya pada diri sendiri.
Saya tidak
percaya ia berbuat seperti itu, berita itu kurang dapat dipercaya.
Bagaimana
juga kita harus percaya kepada pemerintah.
Kita harus
percaya akan nasehat – nasehat yang berasal dari Al-qur’an.
Dengan
contoh berbagai kalimat diatas maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa dasar
kepercayaan itu adalah kebenaran.
E. Berbagai Kepercayaan Dan Usaha Meningkatkannya
Dasar
kepercayaan adalah kebenaran. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
•
Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan
pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri
sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri
sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu
mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
•
Kepercayaan kepada orang lain
Percaya
kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau
siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata
hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya.
Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya. Misalnya, orang
yang berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang
lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
•
Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan
pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir,
Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan
memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan
sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama
pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan,
sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan)
Pandangan
demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun
milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara.
Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak
berarti. Orang. mempunyai arti hanya dalam masyarakat, negara. Hanya negara
sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara
demikian itu disebut negara totaliter. satu-satunya yang mempunyai hak ialah
negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban
(negara diktator)
Jelaslah
bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau
pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah
kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
•
Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan
kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu
bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti
keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena
merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya.
Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai
kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan
daya kekuatannya. Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat
pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang
selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha
tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan
konsekuensinya
tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Usaha-usaha
Meningkatkan Percaya pada Tuhan
Usaha itu
antara lain:
•
Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.
•
Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
•
Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan
suka menolong, dermawan, dan sebagainya.
• mengurangi
nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.
• menekan
perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
Daftar pustaka:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar