Sabtu, 08 Oktober 2016

Falsafah Ilmu Pengetahuan



PENGERTIAN FILSAFAT

Apakah Filsafat itu?
Seorang yang berfilsafat digambarkan oleh Jujun S. Suriasumantri seperti orang yang berpijak di bumi sedang tengadah memandang bintang-bintang di langit, dia ingin mengetahui hakekatdirinya dalam kesemestaangalaksi. Seorang yang berdiri di puncak bukit, memandang ke ngarai dan lembah di bawahnya, dia ingin menyimak kehadirannya dengan kesemestaan yang ditatapnya (Jujun Sriasumantri, 1996: 2). Seperti juga yang digambarkan oleh Harold H. Titus dan kawan-kawan, ketika ada pertanyaan seorang bocah berumur empat tahun yang menanyakan soal-soal luar biasa yang keluar dari mulutnya. Ia menanyakan "bagaimana dunia ini bermula?", atau "benda-benda itu itu terbuat dari apa?", atau "apa yang terjadi pada seseorang jikaia mati?"(Harold H. Titus dkk.,1984: 5). Gambaran dan pertanyaan – pertanyaan di atas akan membawa, menuntun,dan mengantarkan seseorang pada dunia pemikiran yang sangat mendasar dan substansial. Ketika seseorang memikirkan dan berusaha menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut, tanpa disadarinya bahwa ia sedang berfilsafat. Menurut Titus,
kita semua mempunyai ide-ide tentang benda - benda, tentang sejarah, arti kehidupan, mati, Tuhan, baik dan buruk, benar dan salah, keindahan dan kejelekan, dan sebagainya(Harold H. Titus dkk.,1984: 10-11).

Metodologi Filsafat

Oleh karena filsafat berangkat dari rasa heran, bertanya, dan memikirkan tentang asumsi -asumsi yang fundamental, maka diperlukan untuk meneliti bagaimana filsafat itu menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut. Problema – problema filsafat tidak dapat dipecahk an dengan sekedar mengumpulkan fakta - fakta. Untuk mencapai tujuan tersebut, metoda dasar untuk penyelidikan filsafat adalah  metoda dialektika. Filsafat berlangsug dengan mengikuti  dialektika argumentasi. Istilah dialektika menunjukkan proses berpikir yang berasal dari Socrates. Menurut Socrates, cara yang paling baik untuk mendapatkan pengetahuan yang diandalkan adalah dengan melakukan pembicaraan yang teratur(disciplined conversation) dengan memainkan peranan seorang intellectual midwife (orang yang memberi dorongan atau rangsangan kepada seseorang untuk melahirkan pengetahuan yang terpendam dalam pikiran). Metoda yang dipakai Socrates dinamakan dialektika.

            Ahli filsafat selalu bersifat berpikir dan kritis. Mereka melakukan pemeriksaan kedua (a second look) terhadap bahan-bahan yang disajikan oleh faham orang awam (common sense). Mereka mencoba untuk memikirkan bermacam-macam problema kehidupan dan menghadapi fakta - fakta yang ada hubungannya dengan itu. Memiliki pengetahuan banyak tidak dengan sendirinya akan mendorong dan menjamin seseorang untuk memahami, karena pengetahuan banyak belum tentu mengajar akal untuk mengadakan evaluasi kritis terhadap fakta-fakta yang memerlukan pertimbangan (judment) yang bersifat konsisten dan koheren.
Koherensi (Konsisten)
Yang dimaksud dengan teori koherensi ialah bahwa suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Contohnya ialah matematika yang bentuk penyusunannya,pembuktiannya berdasarkan teori koheren.
Evaluasi-evaluasi kritis sering berbeda. Ahli filsafat, teologi, sains, dan lain-lainnya mungkin berbeda karena beberapa alasan: 1. Mereka melihat benda dari sudut pandang yang berbeda dikarenakan adanya pengalaman pribadi, latar belakang kebudayaan, dan pendidikan yang berbeda. 2. Mereka hidup dalam dunia yang berubah. Manusia berubah, masyarakat berubah, dan alam juga berubah. Sebagian manusia ada yang mau mendengarkan (responsive) dan peka (sensitive) terhadap perubahan, sebagian lainnya berpegang pada tradisi dan status quo, kepada sistem yang dibentuk pada masa silam dan karena diangga final. 3. Mereka itu menangani bidang pengalaman kemanusiaan di mana bukti-buktinya tidak cukup sempurna, sehingga dapat ditafsirkan bermacam-macam. Meskipun demikian, ahli filsafat tetap memeriksa, menyelidiki, dan mengevaluasibahan-bahan itu dengan harapan dapat menyajikan prinsip-prinsip yang konsisten yang dapat dipakai oleh seseorang dalam kehidupannya.
apakah soal-soal kefilsafatan itu? Soal-soal kefilsafatan adalah berkenaan dengan persoalan yang mendasar dalam kehidupan manusia. Misalnya, apakah kebenaran itu?, Apakah bedanya antara yang benar dan yang salah?, Apakah kehidupan itu?, Untuk apa manusia hidup?, Mau kemana akhir dari kehidupan ini?, dan seterusnya. Semua soal itu adalah falsafi. Usaha untuk mendapatkan jawaban atau pemecahan masalah terhadapnya telah menimbulkan teori dan  sistem pemikiran seperti idealisme, realisme, pragmatisme, filsafat analitik, eksistensialisme, dan fenomenologis. Filsafat juga berarti bermacam-macam teori dan sistem pemikiran yang dikembangkan oleh para filosof besar seperti Socrates, Plato, Aristoteles, Augustine, Thomas Aquinas, Descartes, dan seterusnya.

Kesimpulan
Filsafat merupakan ilmu pengetahuan untuk meneliti suatu permasalahan dan melakukan penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya.

Sumber:


.


Metode penelitian



METODE PENELITIAN

Penelitian atau yang disebut (research) merupakan kegiatan dalam memecahkan suatu permasalahan yang belom di selesaikan. Jadi peneliti harus berusaha memecahkan permasalahan dan mencari solusinya agar masalah tersebut terpecahkan. Fungsi penelitian adalah mencari penjelasan suatu masalah dan mencari solusi terhadap permasalahan serta memberikan solusi alternatif bagi kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Pencarian solusi dan jawaban terhadap permasalahan itu dapat bersifat abstrak dan umum sebagaimana halnya dalam penelitian dasar atau disebut (basic research) dan dapat pula sangat konkret dan spesifik seperti biasanya ditemui pada penelitian terapan atau disebut (applied research).
Penelitian dasar biasanya tidak langsung memberikan informasi yang siap pakai untuk penyelesaian permasalahan akan tetapi lebih menekankan bagi pengembangan model atau teori yang menunjukkan semua variable terkait dalam suatu situasi dan berhipotesis mengenai hubungan di antara variable­variabel tersebut. Oleh karena itu tidak jarang pemecahan permasalahan baru dapat dicapai lewat pemaduan hasil beberapa penelitian yang berkaitan.

Karakteristik Penelitian
Penelitian (ilmiah) mempunyai delapan karakteristik utama yaitu :

a.       Ada tujuan.
Penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas. Untuk memecahkan suatu masalah pada penelitiannya, Hasil penelitian harus memberikan penjelasan akan masalah yang terjadi dan pertanyaan penelitian harus dapat melandasi keputusan serta tindakan pemecahan permasalahan.

b.      Ada keseriusan.
Keseriusan dalam penelitian berarti ada kehati- ­hatian, ketelitian, dan ada kepastian. Untuk itu diperlukan adanya dasar teori yang baik untuk mencari solusi dari permasalahan yang dicari, agar suatu penelitian dalam mencari pemecahan masalah dapat berjalan dengan baik nantinya.

c.       Dapat diuji.
Suatu penelitian sebaiknya menampilkan hipotesis yang dapat diuji dengan menggunakan metode statistik tertentu. Pengujian ini didasarkan atas pengalaman­ pengalaman lembaga lain dan juga atas dasar hasil penelitian sebelumnya. Dari hasil uji hipotesis itu dapat ditemukan apakah hipotesis itu ditolak atau tidak ditolak.

d.      Dapat direplikasikan.
Hasil suatu penelitian tercermin dari hasil uji hipotesis. Hasil uji hipotesis yang merupakan penemuan penelitian itu harus berkali­kali didukung dengan kejadian yang sama apabila penelitian itu dialkukan berulang - ­ulang dalam kondisi yang sama.

e.       Presisi dan Keyakinan.
Dalam penelitian sosial, ekonomi dan manajemen jarang sekali kita menemukan kesimpulan yang pasti atas dasar data yang kita kumpulkan karena kita tidak mungkin mempelajari hal­-hal yang bersifat keseluruhan (populasi) yang ada di dalammasyarakat.



f.       Obyektivitas.
Kesimpulan yang diambil oleh suatu penelitian harus bersifat obyektif, artinya harus didasarkan pada fakta yang diperoleh dari data aktual dan bukan atas dasar penilaian subyektif dan emosional. Kalau kesimpulan hanya didasarkan atas apa yang dipercaya oleh penelitian itu sendiri tidak diperlukan lagi tetapi hal ini tidak dapat dibenarkan.

g.      Berlaku umum.
Hasil penelitian yang berlaku umum menunjuk pada cakupan dari ada tidaknya hasil penelitian itu diterapkan dalam berbagai keadaan. Semakin luas cakupan penerapan yang dapat ditimbulkan oleh hasil penelitian itu akan semakin berguna penelitian tersebut bagi mereka yang menggunakannya.

h.      Efisien.
Kesederhanaan dalam menjelaskan gejala­ - gejala yang terjadi dan aplikasi pemecahan masalahnya seringkali lebih disukai dari pada kerangka penelitian yang kompleks yang menunjukkan sejumlah variabel yang sulit untuk dikelola. Jadi efisiensi dapat dicapai bila kita dapat membangun kerangka penelitian yang melibatkan sedikit variabel namun dapat menjelaskan suatu kejadian daripada dengan banyak variable tetapi hanya sedikit menjelaskan variasi dari variabel atau gejala yang ingin dijelaskan.

Tahap - ­tahap Penelitian

Pada umumnya suatu penelitian dapat diperinci dalam tujuh tahap yang satu sama lain saling bergantung dan berhubungan. Dengan kata lain masing ­- masing tahap itu saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tahap - ­tahap yang lain. Kesadaran terhadap keadaan ini membuat seorang peneliti lebih bijaksana dalam mengambil keputusan pada setiap tahap penelitian. Adapun tujuh tahap itu sebagai berikut :

a.       Perencanaan.
Perencanaan meliputi penentuan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu penelitian dan merencanakan strategi umum untuk memperoleh dan menganalisa data bagi penelitian itu.

b.      Pengkajian secara teliti terhadap rencana penelitian.
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap perencanaan. Di sini disajikan lagi latar belakang penelitian, permasalahan, tujuan penelitian, hipotesis serta metode atau 3 prosedur analisis dan pengumpulan data.

c.       Pengambilan contoh (sampling).
Ini adalah proses pemilihan sejumlah unsur / bagian tertentu dari suatu populasi guna mewakili seluruh populasi itu. Dalam tahap ini peneliti harus secara teliti membuat definisi atau rumusan mengenai populasi yang akan dikaji.

d.      Penyusunan daftar pertanyaan.
Ini merupakan proses penterjemahan tujuan­tujuan studi ke dalam bentuk pertanyaan untuk mendapatkan jawaban yang berupa informasi yang dibutuhkan. Sebenarnya ini merupakan proses coba­coba (trial and error) yang membutuhkan waktu yang cukup lama.




e.       Kerja lapangan.
Tahap ini meliputi pemilihan dan latihan para pewawancara, bimbingan dalam wawancara serta pelaksanaan wawancara. Ini dapat meliputi pula berbagai tugas yang berhubungan dengan pemilihan lokasi sampel dan pretesting daftar pertanyaan. Kerja lapangan ini tidak akan diperlukan bila kita menggunakan cara wawancara lewat telepon atau surat.

f.       Editing dan coding.
Coding adalah proses memindahkan jawaban yang tertera dalam daftar pertanyaan ke dalam berbagai kelompok jawaban yang dapat disusun dalam angka dan ditabulasi. Editing biasanya dikerjakan sebelum coding agar pelaksanaan coding dapat sesederhana mungkin. Editing juga meneliti lagi daftar pertanyaan yang telah diisi apakah yang ditulis di sitibenar atau sudah sesuai dengan yang dimaksud.

g.      Analisis dan laporan.
Ini meliputi berbagai tugas yang saling berhubungan dan terpenting pula dalam suatu proses penelitian. Suatu hasil penelitian yang tidak dilaporkan atau dilaporkan tetapi dengan cara yang kurang baik tidak akan ada gunanya.

Kesimpulan

Yang sangat menentukan adalah seberapa cermat peneliti mampu mengenali permasalahan yang dihadapi sehingga masalah tersebut dapat dicari solusinya dan dapat dipecahkan dengan baik.

sumber :


studi kasus numerik berkenaan dengan etika profesi

Materi 10  studi kasus numerik berkenaan dengan etika profesi Studi Kasus Numerik Berkenaan Dengan Etika Profesi : Bidang Design dan Pr...