PENGERTIAN FILSAFAT
Apakah
Filsafat itu?
Seorang yang berfilsafat digambarkan oleh Jujun S.
Suriasumantri seperti orang yang berpijak di bumi sedang tengadah memandang
bintang-bintang di langit, dia ingin mengetahui hakekatdirinya dalam kesemestaangalaksi.
Seorang yang berdiri di puncak bukit, memandang ke ngarai dan lembah di
bawahnya, dia ingin menyimak kehadirannya dengan kesemestaan yang ditatapnya (Jujun
Sriasumantri, 1996: 2). Seperti juga yang digambarkan oleh Harold H. Titus dan
kawan-kawan, ketika ada pertanyaan seorang bocah berumur empat tahun yang
menanyakan soal-soal luar biasa yang keluar dari mulutnya. Ia menanyakan
"bagaimana dunia ini bermula?", atau "benda-benda itu itu
terbuat dari apa?", atau "apa yang terjadi pada seseorang jikaia
mati?"(Harold H. Titus dkk.,1984: 5). Gambaran dan pertanyaan – pertanyaan
di atas akan membawa, menuntun,dan mengantarkan seseorang pada dunia pemikiran
yang sangat mendasar dan substansial. Ketika seseorang memikirkan dan berusaha
menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut, tanpa disadarinya bahwa ia sedang
berfilsafat. Menurut Titus,
kita
semua mempunyai ide-ide tentang benda - benda, tentang sejarah, arti kehidupan,
mati, Tuhan, baik dan buruk, benar dan salah, keindahan dan kejelekan, dan sebagainya(Harold
H. Titus dkk.,1984: 10-11).
Metodologi Filsafat
Oleh karena filsafat berangkat dari rasa heran,
bertanya, dan memikirkan tentang asumsi -asumsi yang fundamental, maka
diperlukan untuk meneliti bagaimana filsafat itu menjawab pertanyaan - pertanyaan
tersebut. Problema – problema filsafat tidak dapat dipecahk an dengan sekedar
mengumpulkan fakta - fakta. Untuk mencapai tujuan tersebut, metoda dasar untuk
penyelidikan filsafat adalah metoda
dialektika. Filsafat berlangsug dengan mengikuti dialektika argumentasi. Istilah dialektika
menunjukkan proses berpikir yang berasal dari Socrates. Menurut Socrates, cara
yang paling baik untuk mendapatkan pengetahuan yang diandalkan adalah dengan
melakukan pembicaraan yang teratur(disciplined conversation) dengan memainkan
peranan seorang intellectual midwife (orang yang memberi dorongan atau rangsangan
kepada seseorang untuk melahirkan pengetahuan yang terpendam dalam pikiran).
Metoda yang dipakai Socrates dinamakan dialektika.
Ahli
filsafat selalu bersifat berpikir dan kritis. Mereka melakukan pemeriksaan
kedua (a second look) terhadap bahan-bahan yang disajikan oleh faham orang awam
(common sense). Mereka mencoba untuk memikirkan bermacam-macam problema
kehidupan dan menghadapi fakta - fakta yang ada hubungannya dengan itu.
Memiliki pengetahuan banyak tidak dengan sendirinya akan mendorong dan menjamin
seseorang untuk memahami, karena pengetahuan banyak belum tentu mengajar akal
untuk mengadakan evaluasi kritis terhadap fakta-fakta yang memerlukan
pertimbangan (judment) yang bersifat konsisten dan koheren.
Koherensi
(Konsisten)
Yang
dimaksud dengan teori koherensi ialah bahwa suatu pernyataan dianggap benar
bila pernyataan itu bersifat koheren dan konsisten dengan pernyataan-pernyataan
sebelumnya yang dianggap benar. Contohnya ialah matematika yang bentuk
penyusunannya,pembuktiannya berdasarkan teori koheren.
Evaluasi-evaluasi
kritis sering berbeda. Ahli filsafat, teologi, sains, dan lain-lainnya mungkin
berbeda karena beberapa alasan: 1. Mereka melihat benda dari sudut pandang yang
berbeda dikarenakan adanya pengalaman pribadi, latar belakang kebudayaan, dan
pendidikan yang berbeda. 2. Mereka hidup dalam dunia yang berubah. Manusia
berubah, masyarakat berubah, dan alam juga berubah. Sebagian manusia ada yang
mau mendengarkan (responsive) dan peka (sensitive) terhadap perubahan, sebagian
lainnya berpegang pada tradisi dan status quo, kepada sistem yang dibentuk pada
masa silam dan karena diangga final. 3. Mereka itu menangani bidang pengalaman
kemanusiaan di mana bukti-buktinya tidak cukup sempurna, sehingga dapat
ditafsirkan bermacam-macam. Meskipun demikian, ahli filsafat tetap memeriksa,
menyelidiki, dan mengevaluasibahan-bahan itu dengan harapan dapat menyajikan
prinsip-prinsip yang konsisten yang dapat dipakai oleh seseorang dalam
kehidupannya.
apakah soal-soal kefilsafatan itu? Soal-soal
kefilsafatan adalah berkenaan dengan persoalan yang mendasar dalam kehidupan
manusia. Misalnya, apakah kebenaran itu?, Apakah bedanya antara yang benar dan
yang salah?, Apakah kehidupan itu?, Untuk apa manusia hidup?, Mau kemana akhir
dari kehidupan ini?, dan seterusnya. Semua soal itu adalah falsafi. Usaha untuk
mendapatkan jawaban atau pemecahan masalah terhadapnya telah menimbulkan teori
dan sistem pemikiran seperti idealisme,
realisme, pragmatisme, filsafat analitik, eksistensialisme, dan fenomenologis.
Filsafat juga berarti bermacam-macam teori dan sistem pemikiran yang
dikembangkan oleh para filosof besar seperti Socrates, Plato, Aristoteles,
Augustine, Thomas Aquinas, Descartes, dan seterusnya.
Kesimpulan
Filsafat merupakan ilmu
pengetahuan untuk meneliti suatu permasalahan dan melakukan penelusuran data
atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan
hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya.
Sumber:
.